home about linkies tutobies


Looking for what?!



Welcome to My Blog


Assalamualaikum.
I'm Lintang.
I come from Indonesia.
Thankyou for visiting my blog
Hope you enjoy my posts : )

Here's my social media links, thankyou.



Leave your footprint here




A R C H I E V E




© 2014 - Skins by Yuki. Bascode by Dhy. and Edited by Alya. And i edited this for last.

Cute icons are from Pixeliette
Minggu, 15 Januari 2012 | 6 Comments

Tmen-tmen.., sori kali ini gue gak bikin postingan kayak biasanya, tapi gue mau curhat. Gue mau curhat tentang masalah cinta. Okeh? 

Di sekolah, gue suka ama seseorang. Dia cowok. Sebut aja X. Nah, ada lagi seorang cewek yg juga suka sama X. Sebut saja Y. Nah, X dengan Y udah dikira pacaran sama temen-temen gue. Gue sebagai cewek tentunya cemburu dong. Nah, tiap pelajaran, (ntah kenapa) , tempat duduk mereka selalu dekat. Mereka selalu satu kelompok. Gue gak bisa, kan, marah blak-blakan di depan mereka? walhasil, gue pun mengubah fungsi buku pelajaran gue menjadi diary. Gue pun ngecurahin semua isi hati gue ke sana. Satu pelajaran, gue berhasil bikin 2 halaman diary. Gue merasa "sasek" diantara mereka.

Akhirnya gue memutusin buat gak usah suka sama X lagi. Tapi itu susah banget. Gue pun jadi sedikit "aneh". Gue suka marah-marah sendiri. Suka Bad Mood sendiri. Terus, yang paling aneh, sejak gue berubah, X jadi sedikit perhatian ke gue. Gue pun harus ngeladenin dia lagi.

.Makin lama, X jadi sering curhat ke gue. Gue pun diajak sharing curhat ma dia. Terkadang, gue lupa kalo gue harus ngejauhin dia dari hidup gue. Gue, ternyata .... Ya, gue masih suka sama dia. Y mulai curiga. Perlu di tekankan, X dan Y gak pacaran. Cuma temen2 sekelas gue yang beranggapan gitu.

Nah, gue mau ngemanfaatin kesempatan ini buat ngomong sesuatu ke X. Gue bakalan bilang gini :"X, gue cuma mau nanya. Apa iya lo suka ama Y? Jawab yang jujur... ". Tapi, pas gue ngomong gitu. X jawab gini : "Nggak..., beneran! gue gak ada apa-apa sama Y. Y aja kali, yang kecantol gue. Hehehe...". X mulai grogi. Makanya, dia ngecairin suasana. Gue pun ketawa gak ikhlas. Gue bener-bener inget wajah dia pas dia bicara itu ke gue. Gue pun menyudahi pembicaraan penting itu.

Nah biar gue puas, gue mau kasihtau apa yang gue tulis di buku gue :

Percayai ceritaku.

Berpaling itu   buruk sekali,  jujur.
Saat aku memulai, tak bisa selesai.
Tenggelam dalam lautan air mata.
Yang kini menjadi samudera.


Awan awan kelabu tua mulai datang.
Membawa sekotak cerita buruk hari ini.
Para peri keceriaan tak mampu lagi mengusir awan-awan nakal itu.
Para peri itu mendesah, terbaring lemah dalam rumpit keputus-asaan.


Takdir memang tak bisa dipungkiri
Namun tak mungkin aku meninggalkannya dalam savana baru,
Sendiri ...

Kubiarkan semua meninggalkanku.
Di tengah setitik pelangi keceriaan,
Yang tertutup lembayung kelam.


Mengarungi samudera langit,
bahkan hamparan gurun yang luas.

Untuk apa?


Aku tidak bodoh.
Aku bukan pengembara. 
Tapi kini itu benar.
Tak ada satupun tersisa untukku.
Aku tersiksa.


Namun aku akan terus berusaha.
Aku tak boleh kalah.


Biarkan dia pergi.
Memberi segunung waktu,
menunggu keputusan bertetes air mata.
Dengan sesendok keputusan.
Bukan segelas kenyataan.
Biarkan ia memilih.


Smpai detik ini, masih kubiarkan kalian bersama.
Kubiarkan kalian bahagia dalam taman bunga kebahagiaan.
Tapi hati ini berkata tidak.
Tak setitikpun aku akan menyentuk lembaran kisah kalian.
Tapi mengapa kau tak mau jujur?


Kubiarkan hati ini sendiri.
Berharap sebuah bingkisan berisi keceriaan dan segumpal harapan datang ke depan pintu hati.
Diantar oleh cahaya matahari.


Ditengah kesibukan kota hati, adakah yang masih mau menyapa gadis kecil?
Gadis kecil yang sendiri, tanpa seorangpun di sampingnya.

Ia duduk menunggu sesuatu.
Sebuah bus datang dan memberinya tiket.
Anak itu tetap diam, termenung.
Merasa tenggelam di padangpasir kesendirian.


Ia pergi kearah lautan.
Lautan itu kosong.
Hanya diisi melodi deburan ombak yang menyayat hati.
Sama seperti hatinya, sendiri, tidak dianggap.


Matahari kembali ke peraduan.
Mentari itu pergi tanpa menyisakan setitik cahaya untuk si kecil itu.
Suasana mencekam dingin.
Dilihatnya seekor kepiting kecil yang bermain dengan kepiting kecil lain.
Gadis itu iri melihatnya.


Ia menendang pasir
Namun tak ada satu suarapun disana.
Tak ada seorang manusiapun yang menatapnya..


Ya, itulah kisah hidup di dunia fana ini.
Pasalnya, itu yang kualami.


Tengah malam, 
Ombak mulai tenang.
Semua seakan terlelap.
Tak ada sepasang matapun yang belum terpejam.
Kecuali sepasang mata cokelat kecil.
Mata si gadis kecil yang sendiri.


Ternyata, bulan mendengar kisahnya.
Rembulan itu turun, memberikan kehangatan dan kenyamanan pada si kecil.
Walau sinarnya tak secerah mentari,
Namun ia jauh lebih lembut dan mengerti.


Rembulan pun memberikan tangga harapan pada si kecil.
Gadis itupun mulai menapakinya.
Satu, satu, satu demi satu sampai tangga teratas.

Sebuah pintu emas menyambutnya diujung tangga.
Gadis itu membuka pintu emas itu perlahan.
Apa yang ada dibalik pintu itu?


Yang kutahu kini ia tenang.
Tersenyum di pangkuan Tuhan.

Huaahh.., selesai gue curhat niech .
Semoga gue bisa kuat, dan tegar menghadapi semua ini.

Enjoy Reading, Friends !! ^_^










Label:

Blogger Duhani Ramadhani mengatakan...

heeemm -_-

 
Blogger Lintang A Pramesti mengatakan...

Iyaa..., lagi nge galau..

 
Blogger Duhani Ramadhani mengatakan...

lintang rupanya dah pande galau, prok prok prok

 
Blogger Duhani Ramadhani mengatakan...

air mata netes oy

 
Blogger *__Munziir __* mengatakan...

zzzzz......

 
Blogger Duhani Ramadhani mengatakan...

ini bagus kok malah gitu (marah ceritanya). dari pada punya kamu cuma sedikit post nya (sori, jangan marah)

 

Posting Komentar

Napa? Bingung? Ndak ngerti? Mau copas?
Komen lah ha komen~